Bismillahirahmanirrahim, Sampurasun !
Nama lengkap saya Faisal Saleh Gopur, adalah Warga Asli Kabupaten Purwakarta, yang pada Selasa, 20 November lalu keluarga saya, Kakek saya sendiri Bapak Tatang menjadi Pasien di RSUD Bayu Asih.
yang pertama, sayang sekali Fasilitas Jampis yang menjadi Tumpuan keluarga pra sejahtera seperti beliau tidak bisa dipergunakan, Katanya Utang Pemda terlalu besar ke RSBA sehingga dokter bedah tidak mau melayani, dimana rasa kemanusiaannya jika begitu ? alhamdulillah kami memiliki simpanan sisa Uang untuk mengambil fasilitas kelas III,
Kedua Tampaknya RS umum kebanggan warga Purwakarta ini sedang berbenah, penting untuk managemen perhatikan Sejatinya Rumah Sakit merupakan Badan Layanan Umum yang bukan hanya Infrastruktur mentereng, perlengkapan Canggih saja yang menjadi aspek utama, dari kejadian demi kejadian yang kami alami selama mendapat pelayanan bisa dibilang kami merasa sangat dikecewakan.
pasalnya, Kami kira para perawat yang bertugas di ruang IGD dan Bougenville tidak melaksanakan Standar Operasionalnya jauh dari kesan maksimal..
1. Rumah sakit tidak melakukan prevensi, ketika Ruang Operasi katanya sedang di rehabilitasi, tidak ada alternatif ruangan lain disediakan oleh RSBA.. padahal ruang operasi/ bedah sangat vital keberadaanya.
2. mengetahui ruangan Bedah yang diperlukan tidak bisa digunakan, awalnya kami sepakat, kakek kami hanya singgah di Bayu asih agar Kakek Kami mendapat penanganan medis sementara sebelum mendapat rumah sakit rujukan yang lain.
namun, salah seorang Dokter mengatatakan ternyata Ruang Operasi bisa digunakan dan Hanya memerlukan persetujuan dari keluarga pasien, kami merasa seperti diberi Harapan untuk menunggu lebih lama sambil kami menyelesaikan persyaratan administrasi Pasien.
kenapa setelah kami menyepakati Biaya diklasifikasikan ke umum justru pernyataan berubah kembali jika ruangan tidak bisa digunakan.. TOLONG JANGAN MEMPERMAINKAN WAKTU, KAKEK KAMI SANGAT MEMBUTUHKAN PENANGANAN SECEPATNYA..
3. perawat yang bertugas seperti Robot malfungsi, harus dipanggil-panggil dulu baru bekerja, kebanyakan berkumpul mengobrol dan bermain handphone.. ada momentum dimana kami merasa sangat dipermainkan.. ketika pasien sepakat dirujuk, RSBA memberi dua pilihan rujukan, yaitu RS. AMIRA dan RS. Siloam.
emosi kami dipupuk subur ketika statemen pertama perawat mengatakan "iya, nanti ada petugas yang memindahkan pasien dari Tempat tidur ke Kursi roda, kemudian ke kendaraan transporter Pasien" pada kenyataannya setelkah menunggu hampir satu Jam, kursi rodapun harus kami ambil sendiri.. parahnya, . Perawat menyerahkan kepada keluarga korban untuk proses pemindahannya.. setau kami memindahkan orang sakit ada proses khususnya agar tidak memperparah sakit/ luka atau menyebabkan luka baru, ini kok diserahkan pada kami yang awam ??? katanya BIASANYA JUGA BEGITU, SUKA SAMA KELUARGA PASIEN, KECUALI PASIEN PULANG PAGI BARU DIANTAR ....!!!
oh ya satu lagi.. kakek kami saat itu tidak bisa makan secara normal, jadi harus dipasang selang makan melalui hidung ke lambung, PARAHNYA LAGI ada perawat YANG MENYURUH KELUARGA PASIEN MEMBERI MAKAN LANGSUNG DENGAN ALAT ITU!! seharusnya tindakan itu hanya dilakukan oleh tenaga terlatih.. oleh Perawat atau Dokter!
terlebih kami membawa/ mendorong sendiri pasien ke luar, dalam keadaan bingung karena beberapa area sedang direhab sementara tidak ada petunjuk arah.. kami sengaja bertanya dengan keras kemana ini... ? perawat malah menjawab "sok weh pak kadinya" Parah.. sama sekali tidak ada kepedulian.
3. untuk RS. Rujukan kami memilih RS. Amira karena memperhitungkan jarak.. sesampainya di RS. Amira.. ternyata RS Amira tidak menerima komunikasi Apapun dari RS Bayu Asih.. kami terlantar juga beberapa saat .
wajar jika beberapa keluarga pasien lain menimpali "pantas saja tidak boleh merekam/memfoto didalam.. ternayata takut Viral"
saya sendiri sampai berasumsi "oh pantas keluarga pasien keliling-keliling bingung bawa orang sakit, ternyata perawat-perawatnya sedang sibuk latihan nari"
belum cukup disitu, ketika kami hendak menaikan pasien ke kendaraan, seorang petugas security bertanya "itu, gelang identitasnya kenapa belum dibuka?" katanya. YANG BERKEWAJIBAN MEMBUKA ITU SEBETULNYA SIAPA ???
saat ini kami dengar RSBA sedang dalam proses Akreditasi, seharusnya kemarin dijadikan momentum yang tepat untuk berbenah.. bukan hanya Memperbaiki Fasilitas, tapi juga merehabilitasi Attitude para pegawai didalamnya.. karena namanya saja itu Rumah Sakit, bukan LAPAS !
saking kecewanya saya sampai berdebat dengan petugas security, saya merekam beberapa bagian di RSUD Bayu Asih.. bisa saja saya buat Viral di Medsos.. tapi saya sampaikan disini agar pemerintah tahu dan ada progress positif. terima kasih.
|