Mewujudkan Purwakarta Istimewa
Apa yang membuat Anda tertarik
Senin, 06 Mei 2024 15:33
Working Group on Women Preventing Countering Violent Extremism (WGWC) telah menjadi rumah bersama dalam memiliki knowledge yang luar biasa. Dalam perjalanannya WGWC dan publik menyadari bahwa bicara perempuan bukan bicara entitas tunggal.Demikian disampaikan Country Representative AMAN Indonesia-SC WGWC, Dwi Rubiyanti Kholifah pada Konferensi Nasional WGWC di Prime Plaza Hotel, Kota Bukit Indah, Purwakarta, Senin 06 Mei 2024.Menurutnya, dalam konferensi ini digelar dialog-dialog tentang perkembangan terkini dalam ekstrimisme kekerasan dengan perspektif perempuan, perdamaian dan keamanan. Lalu, ada dialog soal upaya memperkuat peran dan agensi perempuan serta partisipasi yang signifikan dari perempuan dan pemuda dalam mencegah ekstremisme kekerasan."Konferensi ini adalah ruang untuk mendatangkan aktor-aktor yang bekerja mencegah dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan mengarah pada terorisme. Mengapa Indonesia penting menyelenggarakan sejumlah konferensi seperti ini? Ya karena untuk melihat berapa besar sebenarnya upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat tentu bersama dengan pemerintah baik nasional maupun daerah untuk pencegahan yang lebih sistematis," ujar Dwi Rubiyanti kepada awak media.Kata Dwi, untuk membuat sebuah mitigasi yang lebih baik agar aksi-aksi teror di masa depan itu bisa diminimalisir, perspektif gender Indonesia sudah punya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender. "Kami mengingatkan lagi bahwa pengarusutamaan gender belum selesai dan tetap harus dijaga khususnya dalam konteks kita melawan ekstremisme kekerasan," ujarnya.Konferensi ini juga untuk kembali mengingatkan kepada publik bahwa tidak akan bisa mengenali tren terbaru terkait dengan gerakan kelompok-kelompok ekstremis ini tanpa memiliki perspektif gender. "Karena aktor-aktornya sudah masuk pada perempuan anak-anak dan remaja, bukan hanya itu serasa perempuan Indonesia memiliki sejarah yang sangat baik bagaimana berkontribusi pada negeri ini dan dengan itu maka WGWC perlu mengingatkan untuk melakukan perlawanan dan mau tidak mau harus melibatkan secara lebih luas lagi dan lebih sistematis bagaimana organisasi-organisasi perempuan dan semua elemen atau organisasi di negeri ini bersatu," kata Dwi.Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, Siska Gerfianti mengatakan bahwa di Jawa Barat sudah punya Pergub tentang rencana aksi daerah yaitu Nomor 40 Tahun 2022, tentang rencana aksi daerah untuk penanggulangan kekerasan."Kita bisa lihat beberapa kasus tahun-tahun sebelumnya, kita sedang berupaya tentu di Jawa Barat untuk menggeser ke arah pencegahan preventif dan promosi. Kita juga sudah memiliki beberapa program unggulan untuk mengatasi kekerasan ini termasuk Jabar Cekas, Jabar berani cegah tindakan kekerasan, sampai dengan level dari provinsi, kabupaten kota, kecamatan dan desa," kata Siska.Pemprov Jabar dp3kb dan sudah berkata-kata dan kita juga ada layanan UPTD PPA dengan sapa 129 yang kita siapa warganya punya Pemprov Jabar.Di tempat yang sama, Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto menyatakan sangat mendukung kolaborasi dengan WGWC dan juga dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta yang telah menyelenggarakan Konferensi WGWC tahun ini."Kalau kita lihat ada temanya tahun ini mengangkat masalah perempuan agensi dan pemberdayaan untuk melawan ekstremisme berbasis kekerasan. Tentunya ini sesuai dengan tujuan dari BNPT, dan kita lihat mengapa Purwakarta menjadi salah satu tempat untuk melaksanakan konferensi, justru dari Purwakarta ini sudah lahir peraturan Gubernur 14 tahun 2023 tentang rencana aksi daerah dalam rangka pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan, jadi kalau kita lihat ini memang sudah menjadi jalur antara pemerintah civil society dan juga dengan pemerintah kabupaten," kata Andhika. (Diskominfo Purwakarta)
Senin, 06 Mei 2024 10:53
Keracunan masal kembali terjadi di Kabupaten Purwakarta, pada Minggu 05 Mei 2024 lalu. Kali ini, menimpa sekitar 121 warga Kampung Sukamulya, Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani. Ratusan warga ini diduga keracunan setelah menyantap hidangan di acara hajatan.Informasi yang dihimpun awak media, ratusan warga ini awalnya mengalami gejala mual, muntah, pusing, diare, dan sesak nafas setelah menyantap hidangan di acara khitanan salah seorang warga. Gejala tersebut, mereka alami saat memasuki waktu Maghrib.Sejak saat itu, belasan ambulans desa pun lalu lalang membawa pasien untuk dilarikan ke puskesmas dan klinik terdekat, hingga ada yang terpaksa harus dilarikan ke RSUD Bayu Asih karena mengalami gejala serius.Plt Direktur RSUD Bayu Asih, dr Tri Muhammad Hani menjelaskan, ada sekitar 27 pasien keracunan yang dilarikan ke RSUD. Sampai saat ini, ada beberapa pasien di antaranya masih menjalani pemeriksaan medis. Salain itu, ada tujuh warga harus menjalani rawat inap, dan sisanya menjalani rawat jalan."Jumlah korban yang dibawa ke RSUD Bayu Asih ada sebanyak 27 pasien. Terdiri dari 21 pasien dewasa dan 6 pasien anak-anak," ujar dokter Hani.Ia menjelaskan, seluruh pasien keracunan ini hampir seluruhnya mengalami gejala serupa. Yakni, merasa mual, pusing dan lemas. Adapun untuk pasien yang saat ini harus menjalani rawat inap, itu ada 6 pasien dewasa. "Ada sebagian pasien terpaksa harus menjalani rawat inap karena mengalami sesak nafas," jelas dia.Dokter Hani menambahkan, selain fokus penanganan para korban, saat ini pihaknya juga akan melakukan pengambilan sampel makanan yang diduga membuat ratusan warga keracunan untuk diperiksa lebih lanjut."Untuk saat ini, dugaan dari makanan hajatan sunatan, jenis makanan apa saya belum dapat info lebih lanjut ada beberapa tim pengambilan sampel nanti bisa dicek terlebih dahulu," demikian dokter Hani. (Diskominfo Purwakarta)
Senin, 06 Mei 2024 09:16
PURWAKARTA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta menyiapkan ratusan pompa penyuplai air bagi areal persawahan. Langkah itu ditempuh untuk mengantisipasi berkurangnya pasokan air memasuki musim tanam gadu dan musim tanam masa kemarau.Penyiapan ratusan pompa penyuplai air itu sekaligus untuk mengamankan target produksi beras tahun 2024 yang diproyeksikan mencapai 209.967 ton gabah kering giling (GKG), atau setara dengan 134.609 ton beras. "Langkah itu menunjukkan Pemkab Purwakarta bersungguh-sungguh dalam membangun ketahanan pangan daerah. Ketahanan pangan memastikan terjadinya ketersediaan pangan masyarakat dengan harga terjangkau. Ketersediaan pangan yang terjangkau sekaligus bisa membantu pengendalian inflasi daerah," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Purwakarta, Rudi Hartono, Senin, 6 Mei 2024.Rudi mengatakan, Penjabat (Pj) Bupati telah mengarahkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) untuk mempersiapkan segala langkah strategis menyangkut pencapaian target produksi beras Purwakarta."Dengan pengalamannya yang panjang, Pj Bupati meyakini jajaran Dispangtan Purwakarta akan mampu mengatasi musim tanam gadu dan musim kemarau yang pasokan airnya mulai berkurang," kata Rudi Hartono.Ratusan Pompa AirSementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan langkah strategis untuk menindaklanjuti arahan Pj Bupati Purwakarta dalam mencapai target produksi beras."Memasuki musim tanam gadu dan musim tanam kemarau biasanya ditandai dengan berkurangnya pasokan air bagi areal persawahan. Ini akan menjadi perhatian serius kami untuk mengatasinya," kata Midan.Langkah yang ditempuh, lanjut Midan adalah menyiapkan ratusan pompa penyuplai air yang akan disebar ke areal persawahan seluruh Kabupaten Purwakarta.Data dari Dispangtan Purwakarta menyebutkan, sebanyak 143 pompa air disiapkan untuk disebar ke 143 titik areal persawahan di 17 kecamatan seluruh Purwakarta.Pompa air yang disiapkan terdiri dari berbagai jenis ukuran, mulai dari pompa ukuran 3 inch, 4 inch dan ukuran 6 inch. Kapasitas suplai air untuk pompa ukuran 3 dan 4 inch mampu mengairi areal persawahan seluas 8 hektar. Sedangkan untuk pompa ukuran 6 inch mampu menyuplai air untuk sawah seluas 11 hektar sawah.Midan mengatakan, pompa air tersebut nanti akan dimanfaatkan penggunaannya untuk para petani yang tergabung dalam kelompok tani yang terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN)."Pompa-pompa air itu akan kita serahkan kepada kelompok tani yang tersebar di seluruh Purwakarta. Kelompok tani yang akan menerima pompa-pompa air itu masih kita data. Kita ingin memastikan penyerahan semua pompa itu bisa tetap sasaran," kata Midan.Optimalisasi Embung Dan IrigasiSelain menyiapkan pompa air, lanjut Midan, langkah lain yang dilakukan mengamankan masa tanam musim gadu dan musim kemarau adalah dengan membenahi semua infrastruktur sumber daya air untuk menyuplai ketersediaan air bagi sektor pertanian."Yang kita benahi meliputi infrastruktur sumber daya air seperti embung, waduk, kolam retensi dan penyimpanan air buatan lainnya," kata Midan.Khusus untuk infrastruktur embung, kabupaten penghasil manggis terbaik nasional itu memilki sebanyak 33 embung.Embung-embung itu tersebar di 30 desa di sepuluh kecamatan meliputi Kecamatan Bojong, Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes, Pondoksalam, Plered, Maniis, Pasawahan, Cibatu dan Kecamatan Campaka.Infrastruktur pertanian lain yang akan dibenahi, lanjut Midan adalah saluran irigasi penyuplai air ke areal persawahan.Kabupaten Purwakarta total memiliki 64 Daerah Irigasi (DI) yang terdiri dari saluran irigasi tersier yang panjangnya mencapai 91.675 meter dan saluran irigasi sekunder yang panjangnya mencapai 38.258 meter.Dalam pola musim tanam padi di Indonesia dikenal tiga musim tanam sepanjang satu tahun, yakni musim tanam rendeng (utama), musim tanam gadu, dan musim tanam kemarau.Musim tanam rendeng adalah musim tanam utama mulai November, Desember, Januari, Februari hingga Maret. Musim tanam rendeng biasanya berbarengan saat musim hujan mulai stabil sehingga suplai air pertanian tercukupi dengan baik. Sedangkan musim tanam gadu adalah musim tanam yang hanya mengandalkan air hujan atau tadah hujan. Musim tanam gadu ini biasanya dimulai pada April sampai Juli.Sementara musim tanam kemarau adalah masa penanaman padi saat musim kering di lahan yang memiliki irigasi baik. Ini terjadi pada Agustus, September, dan Oktober. (Diskominfo Purwakarta)
Sabtu, 04 Mei 2024 18:47
RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta, mendapat apresiasi dari keluarga pasien atas nama Eka Nur Safitri (23). Keluarga menilai, RSUD Bayu Asih menjalankan pelayanan dengan baik tanpa mengedepankan unsur komersialisasi. Sehingga, keluarga jadi terbantu dari sisi finansial.Beberapa waktu yang lalu RSUD Bayu Asih menerima pasien korban kecelakaan atas nama Eka Nur Safitri (23) warga Jalan Abdul Patah, Kelurahan Majenang, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Eka mengalami kecelakaan di Tol Cipularang KM 86, saat menaiki travel yang hendak membawanya ke Jakarta.Eka yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga di ibu kota ini, mengalami luka yang cukup serius saat travel yang ditumpanginya kecelakaan. Bahkan, Eka didiagnosa mengalami gegar otak berat.Sebelumnya, Eka mendapatkan perawatan di RS Abdul Radjak. Akan tetapi, karena keluarga tidak memiliki biaya untuk jaminan awal, maka keluarga meminta Eka untuk dirujuk ke RSUD."Kami, menerima rujukan dari RS Abdul Radjak atas permintaan keluarga. Bahkan, sejak awal kami tidak membahas soal biaya, karena kami fokus pada penanganan pasien yang saat masuk mengalami luka robek di bagian dahi dan mata, bahkan pasien ada sesak nafas," ujar Plt Dirut RSUD Bayu Asih Purwakarta, dr Tri Muhammad Hani, Sabtu 04 Mei 2024.Saat itu, Eka masuk tanggal 20 April 2024. Begitu masuk, pasien langsung mendapat tindakan medis termasuk operasi di bagian kepalanya. Adapun dokter yang bertanggung jawab menangani pasien ini, adalah dr. Andre Dwijaya, Sp.BS.Setelah operasi, 14 hari kemudian kondisi pasien berangsur membaik. Kesadarannya semakin bagus. Pada hari ini pasien telah diizinkan untuk pulang."Alhamdulillah, pasien sudah sehat. Kami juga bahagia atas apresiasi dan respon positif keluarga kepada RSUD Bayu Asih," ujar dr. Hani seraya menambahkan jika Eka adalah pasien umum. Sementara itu, kakak kandung pasien Eka, Andriani, mengaku, dirinya sangat berterimakasih kepada jajaran RSUD Bayu Asih Purwakarta, yang telah menyelamatkan nyawa adiknya. Terlebih lagi, Bayu Asih menerima pasien Eka tanpa meminta uang jaminan terlebih dulu."Ini kan kecelakaan, bagaimana mungkin keluarga menyiapkan uang jaminan pengobatan seperti yang diminta RS lain. Jadi, kami meminta adik kami dirujuk saja ke RSUD," ujar Andriani.Setelah diterima RSUD Bayu Asih, ternyata RS milik pemerintah ini menjalankan fungsinya dengan baik. Bahkan, Eka dirawat sebagai pasien umum dan mengenai biaya bisa dibicarakan.Hasilnya, perawatan selama 14 hari, lanjut Andriani, biaya yang dibebankan kepada keluarga ternyata mendapat kebijaksanaan dari pihak RSUD Bayu Asih. Keluarga bisa mencicil pembayaran perawatannya."Alhamdulillah, sangat bersyukur masih ada RS yang memiliki toleransi yang tinggi kepada pasien. Ternyata masih ada RSUD yang tidak komersil seperti RSUD di daerah lain. Terima kasih RSUD Bayu Asih, kami sangat bahagia dengan kebijakan ini," kata Andriani. (Diskominfo Purwakarta)
Kegiatan Kabupaten Purwakarta