Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil alokasikan 41 persen APBD Provinsi Jawa Barat tahun ini, untuk dunia pendidikan. Salah satu program yang digulirkan adalah program Bakti Padamu Guru (Bataru).
Program Bataru merupakan program
yang diperuntukan bagi peningkatan kesejahteraan para guru dan para penyelenggara
pendidikan. Yang paling konkrit dalam program tersebut adalah penyediaan rumah
bersubsidi bagi para guru.
"Untuk anggaran pendidikan,
kami brobroan pokokna mah," kata Kang Emil pada Ground Breaking Ceremony
Bataru dan Launching Sistem Aplikasi Pakasep di Perumahan Benteng Mutiara Mas,
di Desa Benteng, Kecamatan Campaka, Purwakarta, Rabu (17/2/2021).
Sementara, Kepala Dinas
Pendidikan Jawa Barat Dedin Supandi menjelaskan, program Perumahan Bersubsidi
Bakti Padamu Guru (Bataru) bisa diakses melalui aplikasi Perkumpulan Ahli
Kepemilikan Subsidi Perumahan (Pakasep). "Tujuannya untuk meningkatkan
mutu dan akses pendidikan dengan sejumlah strategi. Dan program Bataru ini
tentu saja untuk meningkatkan kesejahteraan guru," ujar Dedi.
Menurutnya, program ini berawal
dari ide Gubernur Jabar, Ridwan Kamil yang mendapatkan banyak keluhan dari
tenaga kependidikan yang belum memiliki rumah. Program ini sasarannya bukan
hanya guru dan tenaga kependidikan di ranah provinsi yang berhak mendapatkan
subsidi rumah tersebut, melainkan semua guru dan tenaga kependidikan yang ada
di Jabar.
"Bukan hanya untuk guru dan
tenaga kependidikan SMA, SMK dan SLB, mereka yang di SD dan SMP pun
diperbolehkan. Sementara ini ada 20 kabupaten dan kota yang jadi sasaran,
termasuk Purwakarta," kata Dedi.
Di tempat yang sama, Bupati
Purwakarta, Anne Ratna Mustika mengucapkan terimakasih kepada Gubernur Jawa
Barat. Jajarannya menyambut baik program peningkatan kesejahteraan guru dan
tenaga kependidikan di wilayahnya. "Hal ini merupakan upaya dan ikhtiar
pemerintah untuk peningkatan kesejahteraan para guru dan para penyelenggara
pendidikan," kata Ambu Anne.
Menurutnya, program ini akan
menjadi kabar baik bagi seluruh keluarga besar bidang pendidikan terutama
guru-guru honorer di Purwakarta. "Mudah-mudahan menjadi solusi ketika
memang rumah itu menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia," demikian
Ambu Anne. (*)