Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) setempat berhasil menekan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dibawah satu persen tahun ini.
"Alhamdulillah, kita dibawah
1 persen tepatnya 0,93 persen jauh melampaui LPP Provinsi dan LPP Nasional, ini
merupakan hasil dari kerja keras dari teman-teman DPPKB Kabupaten Purwakarta
yang juga disupport oleh BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Barat," ujar
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika saat meninjau pelayanan KB Metode
Operasi Pria (MOP) Vasektomi, di klinik Wijaya Kusuma Purwakarta, Selasa
(9/3/2021).
Menurutnya, jumlah penduduk yang
besar berpotensi memunculkan berbagai permasalahan, seperti laju pertumbuhan
ekonomi terhambat, angka pengangguran meningkat hingga kriminalitas meningkat.
Untuk itu, sambung dia, Pemerintah Kabupaten Purwakarta terus berupaya untuk
mengatasi atau menekan laju jumlah penduduk, yakni dengan Program Keluarga
Berencana (KB).
"Dengan LPP Kabupaten
Purwakarta dibawah satu persen ini menunjukkan bahwa program Pembangunan
Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) cukup
efektif," ucapnya.
Keberhasilan menekan angka LPP
ini berkat kerja keras seluruh stakeholder terutama para kader dan petugas KB
di lapangan. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada perwakilan BKKBN Jawa
Barat yang terus mensupport pelayanan KB di Kabupaten Purwakarta. Selain itu,
ia juga mengapresiasi kinerja Kepala DPPKB Purwakarta beserta jajaran yang
telah berusaha meningkatkan pelayanan KB kepada masyarakat Kabupaten
Purwakarta.
"Saya juga apresiasi
komitmen dari para PLKB, Penyuluh, TPD Pos KB Desa yang terus bekerja keras
dalam menekan LPP di Purwakarta dengan terus memberikan edukasi ke masyarakat
soal pentingnya Progam KB," jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta,
Yayat Hidayat mengatakan, untuk pelaksaan MOP yang digelar oleh pihaknya itu di
berikan secara gratis kepada para peserta.
Ia juga mengatakan sebagian besar
alasan masyarakat yang memilih melakukan MOP dikarenakan istrinya tidak bisa
menggunakan alat kontrasepsi lainnya. "Jadi untuk mencegah terjadinya
kehamilan maka si Ayahnyalah yang ber-KB," tutur Yayat yang didampingi
Kabid KB, Idi Junaedi.
Menurutnya, pendekatan program KB
saat ini tidak hanya fokus pada pengendalian populasi dan penurunan fertilitas
atau kelahiran, tetapi juga diarahkan pada pemenuhan hak-hak reproduksi. DPPKB
Kabupaten Purwakarta, kata Yayat, terus mengupayakan agar kesertaan KB pria,
khususnya vasektomi, dapat meningkat. Caranya adalah dengan mengatasi faktor
penyebab rendahnya kesertaan KB pria.
"Saat ini masih banyak orang
beranggapan bahwa program keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi
adalah urusannya perempuan. Padahal pria dan wanita harus berbagi tanggung
jawab karena keduanya adalah rekan dalam hal reproduksi dan seksual. Jadi kita
akan terus berikan edukasi," kata Yayat.
Ia menyampaikan dengan vasektomi
pada pria maka istri tidak akan bergantung lagi pada obat-obatan yang tidak
cocok sehingga hormon tidak terganggu. "Vasektomi itu tanpa pisau, pakai
jarum kemudian saluran sperma diikat jadi aman. Kami mengapresiasi para petugas
di lapangan yang gencar mengajak kaum pria ber-KB lewat vasektomi,"
demikian Yayat. (*)