Sukasari
merupakan kecamatan yang berada di ujung barat Kabupaten Purwakarta. Selain
alamnya yang indah dan menyimpan potensi wisata, di Sukasari juga banyak
potensi yang bisa digali untuk meningkatan perekonomian warganya. Salahsatunya,
gula aren yang diproduksu warga Desa Parungbanteng.
Tanaman
aren yang menjadi bahan pembuatan gula merah itu masih banyak ditemukan di
Kampung Cibodas, Desa Parungbanteng. Warga setempat memanfaatkan nira aren
untuk diolah menjadi gula merah yang dicetak menggunakan bambu ataupun batok
kelapa.
"Jajaran
Pemkab Purwakarta melalaui perangkat daerah terkait terus mendorong peningkatan
dan pemanfaatan berbagai potensi yang ada dengan ikut mengenalkan produk-produk
lokal dari warga Purwakarta," kata Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika
saat menerima kunjungan Kepala Desa Parungbanteng dan Camat Sukasari untuk
mengenalkan produk unggulan gula aren khas Desa Parungbanteng, di Bale Nagri,
Selasa (5/7/2022) lalu.
Menurutnya,
hasil inovasi dan motivasi dari Desa Parungbanteng ini dilakukan, agar gula
aren mempunyai nilai jual yang lebih tinggi sehingga menjadi produk unggulan di
Kecamatan Sukasari dan bisa meningkatkan taraf hidup para petani aren di
wilayah tersebut. "Yuk kita sama-sama beli produk lokal untuk
berkontribusi eksistensi produsen produk lokal dan membantu UMKM dalam
berkreasi dan inovasi. Cintai produk lokal, UMKM tumbuh," ajak Ambu Anne.
Sementara
Camat Sukasari, Bayu Permadi mengungkapkan, wilayahnya memiliki keindahan alam
tersendiri. Gunung-gunung yang menjulang tinggi, serta panorama alam yang masih
asri memiliki daya tarik tersendiri. Wajar saja, jika saat ini Kecamatan
Sukasari akan diciptakan jadi zona wisata unggulan di Purwakarta. "Wilayah
kami, memang cukup potensial untuk pengembangan pariwisata," ujar Bayu.
Menurutnya,
wilayah kerjanya memang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah
obyek wisata berbasis alam. Apalagi, di wilayahnya terdapat banyak curug atau
air terjun. Bukan hanya potensi pariwisata, wilayahnya juga sangat potensial
untuk pengembangan produk UMKM tradisional. Sebut saja di antaranya,
pengengbangan gula aren dan kopi khas Sukasari.
"Kita
juga punya produk-produk UMKM khas masyarakat sekitar. Misalnya, ada produk
gula aren ganduan yang dibuat oleh masyarakat di Desa Parungbanteng. Ada juga
produk kopi khas Ciririp," kata dia.
Bayu
menambahkan, sejauh ini pemerintah terus berupaya untuk memperkenalkan
produk-produk lokal tersebut supaya pasarnya bisa lebih luas. Dalam hal ini,
pemerintah juga turut membantu dalam hal pengembangan produknya melalui pembinaan
kepada para pelaku usahanya.
Seperti
diketahui, belasan tahun silam masyarakat di Kecamatan Sukasari sempat
terisolasi. Wajar saja, kala itu secara otomatis membuat perekonomian warga
sekitar tidak bisa menggeliat. Terbatasnya infrastruktur darat di ke wilayah
ini yang jadi kendalanya. Apalagi, dulu perahu hanya menjadi moda transportasi
andalan warga yang bermukim di kecamatan tersebut. Karena, hampir seluruh
aktifitas mereka, hanya bisa dilakukan melalui akses jalur air menggunakan
perahu dengan menyeberangi Danau Jatiluhur.?
Namun,
sejak 2017 lalu kerisauan masyarakat Sukasari pun sirna, seiring dibangunnya
jalur darat penghubung antar kecamatan oleh pemerintah setempat. Alhasil, saat
ini geliat perekonomian masyarakat di wilayah itu berangsur meningkat. Karena,
dengan adanya akses darat yang memadai itu, ternyata cukup berimplikasi pada
roda perekonomian masyarakat. Saat ini, mulai banyak bermunculan ekonomi
kreatif yang tumbuh di masyarakat.
Gula Aren dalam Kemasan
Kini,
prodak gula aren juga telah dikemas lebih apik agar memiliki nilai jual lebih
tinggi. Susi Lestari, salah seorang warga Desa Parungbanteng memastikan
kualitas produk packaging atau kemasan tetap terjaga dan aman dikonsumsi,
karena tidak mengandalkan kemasan menarik saja melainkan lebih dari itu.
"Dengan inovasi ini kita harap bisa terserap dan menjadi kebutuhan
sehari-hari karena bentuknya seperti gula pasir," ujar Susi.
Menurutnya,
sejauh pemasaran juga dilakukan melalui media sosial dan kerabat terdekat di
sekitar Sukasari. Oleh karena itu, perhatian dan dukungan pemerintah sangat
diperlukan terutama dalam hal promosi dan membangunkan jejaring pasar.
"Walaupun awalnya hanya produksi sesuai pesanan saja, namun saat ini sudah
mulai ready stok. Pemasaran memang masih terbatas, kami harap pemerintah andil
dalam hal pemasaran," ujar Susi.
Kata
Susi, warga juga mulai berinovasi membuat produk turunan aren yang lebih
modern, menarik, dan mampu diserap pasar zaman now selain pasar tradisional.
"Hasil inovasi dan motivasi dariĀ Patriot Desa Parungbanteng. Inovasi
ini dilakukan agar gula aren mempunyai nilai jual yang lebih tinggi sehingga
bisa meningkatkan taraf hidup para petani aren di Desa Parungbanteng,"
ujarnya.
Saat
ini, sambung dia, banyak rumah tangga di seputar Kecamatan Sukasari yang
biasanya menggunakan gula rafinasi atau gula pasir, mulai beralih ke gula semut
yang berasal dari gula aren.
"Dulu
kan gula merah tradisional hanya digunakan saat puasa, lebaran atau maulud
saja. Tapi dengan inovasi ini kita harap bisa terserap dan menjadi kebutuhan
sehari-hari karena bentuknya seperti gula pasir," ujar Susi seraya
mengucapkan terimakasih kepada jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta
dan para pihak terkait lainnya yang telah membantu mengenalkan produk lokal
dari Desa Parungbanteng ini. Semoga si manis dari Parungbanteng ini juga bisa
berbuah manis untuk perekonomian warga.(Diskominfo Purwakarta)