Pembangunan Mesjid Raya Cilodong atau kini dikenal sebagai Tajug Gede Cilodong sudah rampung 100%. Tajug yang menjadi legacy (warisan) kepemimpinan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi itu siap dimakmurkan oleh warga Purwakarta.

Tokoh masyarakat setempat, Ujang Alim (50) mengatakan dia bersama warga yang lain siap melakukan aktivitas keagamaan di mesjid tersebut. Menurut dia, keberadaan mesjid tersebut sudah sangat didambakan.

Saya dan warga siap memakmurkan Mesjid Raya Cilodong. Nanti, aktivitas kegamaan pasti berpusat di sana. Daerah ini bisa menjadi daerah religius karena mesjid itu, katanya saat ditemui di Cibungur, Bungursari, Purwakarta, Selasa (20/3/2018).

Menurut Ujang, awalnya daerah Cilodong dikenal sebagai icon prostitusi. Kini, warung remang-remang tidak ditemukan lagi daerah tersebut karena penataan yang dilakukan oleh Pemkab Purwakarta. Mesjid Cilodong menurut dia, dapat mewarnai nilai keagamaan masyarakat setempat.

Dulu itu Pak, di sini banyak warung remang-remang. Saya terima kasih dan Alhamdulillah atas kinerja Pemkab Purwakarta yang membongkar dan mengubah warung itu menjadi taman. Ditambah, ada mesjid sekarang di sini, tambah Alhamdulillah lagi kami, katanya menambahkan.

Hal senada diungkapkan oleh H Sobandi (65). Dia berharap, mesjid tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pusat aktivitas keagamaan tetapi juga harus berfungsi sebagai pusat pemberdayaan.

Iya sudah bagus, nanti bisa menjadi pusat pemberdayaan umat juga kan. Saya berharap begitu, katanya di lokasi yang sama.

 

Penjelasan Dinas Terkait

 

Sebelumnya, Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Purwakarta menyatakan, merujuk pada hasil pekerjaan, pembangunan Mesjid Raya Cilodong sudah mencapai 100%.

Kepala Distarkim Purwakarta, Aep Durrohman mengatakan kontraktor Mesjid Raya Cilodong sudah melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai kontrak.

Nilai kontrak Mesjid yang dibangun di daerah bekas prostitusi tersebut mencapai Rp38 Miliar. Akan tetapi, pihak kontraktor sampai saat ini baru mencairkan anggaran sebesar 75% dari nilai kontrak tersebut.

Kalau merujuk pada kontrak kita bersama pihak ketiga, mesjid itu sudah 100% selesai. Bahkan, pihak ketiga baru mencairkan 75% saja dari nilai kontrak, jelas Aep di kantornya, Jalan KK Singawinata, Purwakarta.

Adapun terkait fisik bangunan mesjid dan taman, Kepala Bidang Tata Bangunan Distarkim Dian Andriansyah mengatakan pihaknya masih membutuhkan dana.