Pemerintah Kabupaten Purwakarta terus mendorong efektivitas pelaksanaan program ‘Smart Village’ atau Desa Cerdas. Program ini berbentuk penyediaan jaringan pelayanan internet sampai ke pelosok desa di Kabupaten Purwakarta.

Pelan tapi pasti, program yang pernah diluncurkan beberapa tahun lalu itu kini sudah mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Purwakarta, Ida Hamidah, menegaskan hal tersebut. Menurut dia, desa berbasis teknologi informasi memang merupakan orientasi program yang sedang dia laksanakan itu. 

“Utilitas atau kegunaan program ini terasa oleh masyarakat. Misalnya, kami terus melakukan pengecekan melalui program gempungan. Dari sana, ada evaluasi bagi kami dari waktu ke waktu,” kata Ida di Purwakarta. Tepatnya, saat menerima kunjungan kerja DPRD Purwakarta di kantornya. Yakni, di Jalan Gandanegara No 25, komplek Setda Purwakarta, Selasa (05/11/2019). 

Berdasarkan data internal dinasnya, Ida menjelaskan bahwa instalasi jaringan internet sudah terpasang di 42 desa. Seluruh desa tersebut berada di 17 kecamatan. Artinya, kata dia, cakupan program ini merata di seluruh wilayah Kabupaten Purwakarta. 

Proyeksi untuk Tahun 2020, pihaknya bermaksud menaikkan cakupan menjadi 70 desa. Jumlah ini akan terus berlanjut sampai seluruh desa di Kabupaten Purwakarta memiliki jaringan internet. 

“Nanti totalnya menjadi 112 desa dari 183 desa, dan terus berlanjut sampai selesai. Adapun 9 kelurahan di Kecamatan Kota sudah berjalan. Maka desa dan kelurahan di Purwakarta sudah melek internet,” katanya. 

Area publik seperti kantor pemerintahan desa dan tempat wisata menjadi sasaran program tersebut. Kedua area ini dipilih dalam rangka melakukan percepatan pelayanan publik dan sosialisasi tempat wisata di Purwakarta. 

“Kami sudah mengusulkan anggaran Rp3 Miliar terkait ini. Output - nya ada dua, yakni percepatan pelayanan publik dan sosialisasi wisata,” ujarnya. 


Mendorong Penjualan Produk UMKM Desa


Sebagai salah satu stakeholder pemerintahan, Ida menjelaskan fungsi lain program tersebut. Menurut dia, jika tempat wisata di satu desa berkembang pesat, maka otomatis akan menciptakan produk khas desa tersebut.

Keberadaan fasilitas internet ini, dikatakannya menjadi faktor pendukung penjualan produk. Artinya, pihaknya berharap program ini menjadi stimulan bagi masyarakat untuk menciptakan produk.

“Promosi produknya bisa melalui internet. Akun sosial medianya kan bisa dibuat. Internetnya gratis. Jadi, silakan digunakan seluas-luasnya agar bermanfaat,” katanya. 

Paparan Ida mendapatkan dukungan dari Komisi I DPRD Purwakarta. Sekretaris komisi tersebut, Ceceng Abdul Kodir mengaku siap mengawal program tersebut dalam rapat-rapat di institusinya. 

Komitmen kader Nahdlatul Ulama tersebut bukan tanpa alasan. Dia berujar selain dari tujuan yang sudah ditetapkan dinas, masyarakat memang memerlukan internet untuk memilah informasi. 

Sebagaimana diketahui, berita hoaks dan provokasi selalu bertebaran di beranda sosial media. Sehingga, hal tersebut memerlukan perhatian khusus melalui pendampingan pemerintah. 

“Kita dorong sekuatnya di legislatif. Manfaatnya saya kira besar sekali untuk edukasi dan pelayanan publik di tingkat desa,” katanya. (*)