Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta tengah memonitor puluhan desa di sejumlah Kecamatan yang merupakan daerah rawan kekeringan. Terutama, yang menyangkut kebutuhan air bersih.
Kepala DPKPB Kabupaten
Purwakarta, Wahyu Wibisono mengatakan, kekurangan air bersih, sejauh ini
menjadi salah satu persoalan yang acap kali menghantui sebagian besar
masyarakat di wilayahnya saat musim kemarau tiba.
"Saat ini, kami sudah mulai
mengawasi wilayah-wilayah yang rawan kekurangan air ini," ujar Wibi, Rabu
(26/8/2020).
Dari hasil pemetaan jajarannya,
sampai saat ini ada puluhan desa yang rawan kekeringan. Desa-desa ini, tersebar
di 10 kecamatan yang ada. Di antaranya, di Kecamatan Campaka, Cibatu,
Bungursari, Tegalwaru, Maniis, Plered, dan sebagian wilayah di Kecamatan
Purwakarta kota.
"Data tersebut, merupakan
hasil pemetaan tahun lalu saat terjadi krisis air bersih. Makanya, di musim
kemarau ini desa-desa tersebut yang paling di waspadai," katanya.
Dia menjelaskan, data yang diperoleh
dinasnya itu merupakan hasil laporan dari masing-masing desa. Data tersebut,
sekaligus menjadi rujukan guna meminimalisasi kerugian dampak musim kering.
Termasuk, rujukan penanggulangan krisis air bersih.
"Alhamdulillah, di musim
kemarau tahun ini kami belum menerima laporan adanya warga yang telah mengalami
kekurangan air bersih,” kata dia.
Terkait upaya yang akan dilakukan
jajarannya jika terjadi krisis air di masyarakat, yakni memberikan bantuan
jangka pendek berupa pengiriman air bersih. Dalam hal ini, pihaknya telah
melakukan kordinasi lintas instansi, termasuk dengan PDAM setempat. "Upaya
jangka pendeknya, dengan mendistribusikan bantuan air bersih ke daerah yang
kesulitan air bersih tersebut," ucapnya.
Wibi menambahkan, saat ini
pihaknya juga telah menyebar imbauan ke masing-masing kecamatan. Jadi, mereka
diminta untuk segera melapor jika di wilayahnya telah terjadi kekurangan air.
Supaya, pihaknya bisa secepatnya kirim bantuan air bersih tersebut. Dalam upaya
penanggulangan krisis air ini, pihaknya telah mengalokasikan anggaran Rp 75
juta.
"Jika sudah ada kasus
kekeringan, terutama sumur warga mengering, biasanya sudah banyak laporan
melalui sms center. Alhamdulillah, hingga akhir bulan ini belum ada,"
ujarnya.
Dia berharap, ?solusi jangka pendek
berupa bantuan air bersih ini air bisa sedikit membantu meringankan kesulitan
warga. Terutama, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Seperti, untuk memasak,
minum, dan mencuci. "Jadi, warga tak perlu khawatir kekurangan air bersih
saat kemarau ini. Kami siap membantu," demikian Wahyu Wibisono. (*)