Rangkaian Hari Jadi Kabupaten ke 50 dan Purwakarta yang ke 187, Sabtu malam (28 Juli 2018) dimeriahkan pagelaran Wayang Kulit yang dipusatkan di Taman Edukasi Surawisesa kawasan Situ Buleud Purwakarta. Ribuan penonton memadati pagelaran tersebut.

Uniknya, Pagelaran wayang kulit ini dibawakan oleh Dalang Bule berkebangsaan Inggris, Prof. Matthew Isaac Cohen. Dalang Cohen tak sendiri, ia membawa serta anak gadis dan istrinya yang sekaligus berperan sebagai sinden dalam pagelarannya.

Bagi dalang Cohen dan rombongannya, menggelar acara wayang kulit ini adalah kali kedua setelah sebelumnya tampil perdana di Keraton Kasepuhan Cirebon dan masih ada sekitar 8 kota lagi yang menjadi tujuan tour Cohen.

Tour pagelaran Wayang Kulit Cohen yang lebih kental dengan budaya Cirebon ini merupakan serangkaian kerjasama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk London dengan Pemerintah Kabupaten Purwakarta.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Prof. Aminudin Azis menjelaskan kerjasama ini adalah inisiatif pihaknya setelah melihat antusiasme warga Inggris yang mendalami seni budaya Cirebon.

“Di sana (inggris) ada sekitar 150 kelompok gamelan indonesia dengan berbagai jenis. Sekitar 90 persennya mendalami gamelan Jogja dan Solo, sedangkan untuk gamelan Sunda kurang dari 3% dan sisanya gamelan Bali.”, jelas Prof. Azis.

Dari seluruh kelompok gamelan itu menurut Prof Azis, ada peminat khusus yang belajar dan mendalami seni Wayang Cirebon yaitu guru besar Royal Holloway University, Prof. Matthew Isaac Cohen yang saat ini sedang menggelar tour nya di indonesia termasuk di Purwakarta.

“Dalang Cohen ini sudah 30 tahun lebih belajar wayang Cirebon. Untuk mendalami wayang Cirebon, beliau (Cohen) juga tinggal di Cirebon. dia juga fasih bahasa Cirebon dan fasih bahasa Indonesia.”, tambahnya.

Melihat antusiasme warga Purwakarta yang menyaksikan pagelaran Tour Wayang kulit yang mengambil tema "Gagrag Cirebon Performance Pantura Tour 2018" ini, Prof Azis berterimakasih kepada warga Purwakarta termasuk pemerintah kabupaten Purwakarta.

Menurutnya, kerjasama dengan Pemkab Purwakarta yang diawali pembicaraannya dengan Bupati saat itu Dedi Mulyadi perlu terus dijalin. Karenanya, Prof. Azis berkeyakinan jika saat itu bupati Dedi pernah mengatakan purwakarta akan menjadi kota pusat budaya sunda. Dan ini sudah terbukti dengan antusiasme warganya.

Sementara itu, Penjabat sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta, Mokh. Irsyad Nasution yang menghadiri  malam pagelaran wayang kulit ini, mengapresiasi kegiatan ini sebagai upaya menjadikan Purwakarta kota budaya.

Momentum Hari Jadi Purwakarta kali ini menurut Irsyad adalah waktu yang tepat untuk menunjukkan kepada khalayak bahwa Purwakarta masih konsisten dalam upaya mewujudkan spirit budaya sunda dalam setiap pembangunannya.

Terkait pagelaran wayang kulit yang dibawakan dalang asal Inggris ini, Irsyad berharap warga purwakarta termasuk masyarakat indonesia dapat tergerak hatinya untuk lebih mencintai dan mendalami kebudayaan sendiri.

“Jika kita yakin bahwa budaya sendiri lebih baik kemudian kita dalami kebudayaan itu menjadi sebuah produk seni, makanan, pakaian, maka tidak mustahil akan menjadi destinasi wisata yang hebat. Contoh saja Purwakarta dalam beberapa tahun saja bisa menunjukkan peningkatan positif dalam hal kunjungan wisatawan dari luar.”, pungkas Irsyad.

Hadir dalam pagelaran tersebut, Kepala Subdit Diplomasi Budaya Wawan Yogaswara, Kasi Diplomasi Budaya Regional Ruliah Hasyim, Kasdim 0619 Purwakarta, serta sejumlah tamu undangan lainya. (*)