Dengan program Tatanen di Bale Atikan, Pemkab Purwakarta melalui Dinas Pendidikan setempat berupaya memproyeksikan sekolah ekologi sebagai gugus dalam meracik kemandirian pangan di wilayah tersebut.
Demikian disampaikan Bupati
Purwakarta, Anne Ratna Mustika pada agenda Launching Gelar Munggaran Tatanen di
Bale Atikan, di Bale Paseban, Pendopo Pemkab Purwakarta, Rabu (20/1/2021).
Menurutnya, sekolah ekologi oleh
Disdik Purwakarta digulirkan dengan nama Tatanen di Bale Atikan (Bertani di
lembaga pendidikan) cukup strategis untuk menciptakan iklim kemandirian pangan.
Sekolah ekologi dapat menjadi pabrik tanaman, yang ekosistemnya terawat.
"Hal ini sebagai bagian dari
kesadaran ekologi, lingkungan sekolah harus bersih. Kemudian, tanamannya harus
hijau. Sekolah ekologi harus memiliki kesadaran bersama dalam tata kelola
sekolah," kata Ambu Anne.
Program Tatanen di Bale Atikan,
lanjut Ambu, mempunyai tujuan untuk mengasah, mengembalikan kultur anak-anak
Purwakarta agar peka terhadap lingkungan, sekaligus mengedukasi pentingnya
tatanan kemandirian pangan.
"Nantinya diharapkan, setiap
peserta didik memiliki satu jenis tanaman seperti menanam sayuran, saledri,
bawang daun, cabai rawit dan jenis tanaman yang memberikan manfaat untuk
kebutuhan hidup. Kemudian mereka merawatnya dengan penuh kedisiplinan,
tanggungjawab dan keuletan," tutur Ambu Anne.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto menambahkan, program Tatanen di Bale
Atikan tak hanya sekedar gerakan bertani disekolah atau sekedar menghijaukan
sekolah.
"Lebih dari itu, kita
melakukan gerakan mendidik anak-anak untuk menyadari lingkungan, kesadaran
lingkungan. Kemudian, kita juga belajar menangkap masalah, kemudian mencari
teori dan menyelesaikan nya dengan solusi, belajar dari pengalaman praktik yang
kemudian menjadi pembelajar. Contoh dalam pelajaran matematika, siswa harus
paham cara mengukur luas kebun atau luas tanah secara langsung," ujarnya.
Menurutnya, program Tatanen di
Bale Atikan merupakan gerakan pendidikan yang bertujuan menyadarkan dan
mengembangkan potensi diri peserta didik yang memiliki kesadaran diri dan
lingkungan. Membangun generasi yang memahami masalah lingkungan di sekitarnya serta
mencari solusi pemecahannya.
Lebih jauh, lanjut Kang Ipung
dengan program ini peserta didik di Purwakarta diharapkan bisa produktif dan
sanggup memiliki produk. "Semua warga sekolah harus faham mulai dari
penjaga sekolah hingga kepala sekolahnya, kemudian nanti mampu mensosialisasikan
kepada orang tua. Gerakan ini harus
menjadi kesadaran kolektif semua orang yang ada di sekolah," ujarnya.
Selain itu, sekolah-sekolah di
Kabupaten Purwakarta, mulai dari TK, SD dan SMP diharapkan memiliki keunggulan
dan keunikannya masing-masing. Setiap sekolah harus mengedepankan perilaku
baik, memiliki value, berkebudayaan lingkungan. Karena dunia ini adalah ruang
kelas untuk belajar dan menjadi pembelajar.
"Semoga dengan kegiatan ini
bapak-ibu semuanya dapat memetik ilmu pengetahuan. Pulang dengan pengetahuan
dan keterampilan yang menjadi amal soleh jika ilmu itu disebarluaskan di
sekolah, di rumah dan lingkungan. Dan anak-anak kita belajar mempunyai makna
dan prodak masing-masing," demikian Purwanto. (*)