Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Purwakarta, Jawa Barat, melalui Dinas Ketenagakerjaan dan
Transmigrasi (Disnakertrans) setempat, telah merealisasikan penggunaan Dana
Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau tahun 2022 dalam program pembinaan
lingkungan sosial sektor kesejahteraan masyarakat.
Sebagaimana
diamanatkan dalam pasal 3 ayat (1) huruf c point 1. Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 215/PMK.07/2021 tentang Penggunaan, Pemantauan, dan
Evaluasi DBHCHT, program pembinaan lingkungan sosial dimaksud antara lain untuk
mendukung bidang kesejahteraan masyarakat.
Salah
satu bidang kesejahteraan masyarakat garapan Disnakertrans Purwakarta, antara
lain membangun keahlian atau skill berwirausaha (entrepreneurship) dan
program-program pengentasan pengangguran.
Seperti
diketahui minat entrepreneurship di Kabupaten Purwakarta masih terbilang rendah
di tengah angka pengangguran yang begitu tinggi. Berdasarkan data yang sudah
dirilis Skill Development Center (SDC) milik Pemkab Purwakarta pada tahun 2021
terdapat 49.927 data pengangguran dari 438.371 angkatan kerja di Purwakarta.
Kepala
Bidang Pelatihan dan Produktivitas pada Disnakertrans Purwakarta, Tuti Gantini
SPd mengatakan, keberadaan dana ini sangat membantu dinasnya untuk
mengakselerasi program-program berbasis kemandirian dan pengentasan pengangguran
hingga ke tataran grassroot.
"Kami
memiliki dua kategori project garapan yakni menyiapkan kelompok generasi siap
kerja, dan kelompok generasi siap mandiri berwirausaha atau entrepreneurship.
Dari dua project garapan ini nantinya akan melahirkan dua kelompok yang mahir
untuk mengerjakan sesuatu dan membuat sesuatu," ucap Tuti, Selasa 22
November 2022.
Pihaknya
tak mengecualikan jika pandemi Covid-19 selama lebih kurang dua tahun, telah
menghimpit perekonomian masyarakat Purwakarta secara universal. Dampak yang
paling kontras terasa yakni meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK)
dan menurunnya daya beli masyarakat.
"PHK
melahirkan pengangguran, penurunan daya beli melahirkan kebangkrutan sektor-sektor
usaha masyarakat. Oleh sebab itu, penggunaan dana ini, kami manfaatkan untuk
mengakselerasi program-program pembinaan lingkungan sosial untuk mendukung
bidang kesejahteraan masyarakat dalam upaya pemulihan ekonomi," kata Tuti.
Adapun
project siap kerja antara lain melakukan pelatihan mengoperasikan forklift
secara profesional, konten kreator dan desain grafis. Selanjutnya, untuk
project siap mandiri berwirausaha yakni pelatihan pengelolaan sampah mandiri
bernilai ekonomis, pelatihan menjahit, pelatihan
barista,
pelatihan handicraft (kerajinan tangan) dan pelatihan petani milenial.
"Bahkan
untuk pelatihan pengoperasian
forklift
kita upayakan pesertanya langsung memiliki surat izin operasi (SIO) forklift
atau SIM resminya. Sehingga mereka bisa langsung bertugas sebagai operator
forklift profesional di perusahaan tempat kerja nantinya," ujar Tuti.
Untuk
peserta pelatihan konten kreator dan desain grafis, akan langsung mendapat
sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) Kementerian Tenaga Kerja RI.
"Untuk
pelatihan menjahit, kami fokuskan di Lapas Klas IIB Purwakarta. Sebagaimana
kebijakan pak kadis dan data 75 persen warga lapas Purwakarta merupakan warga
lokal. Untuk pelatihan menjahit ini marketnya sudah jelas dan kami sudah
menjalin MoU dengan pihak Lapas Klas IIB Purwakarta. Warga lapas Klas IIB
Purwakarta kami latih untuk memproduksi baju koko dan t shirt," kata Tuti.
Garansinya,
selain mahir berwirausaha dan tetap produktif dari lapas, warga lapas yang
sudah keluar atau selesai masa tahanannya akan memiliki skill keahlian
menjahit. Dan bisa membuka usaha di lingkungan sosial dengan market yang sudah
ada.
"Dana
ini sangat membantu kami. Tentu, banyak masyarakat dan stakeholder yang
mengapresiasi. Penggunaan dana tahun ini di Disnakertrans Purwakarta efektif
mengakselerasi program-program pembinaan lingkungan sosial untuk mendukung
bidang kesejahteraan masyarakat dalam upaya pemulihan ekonomi,"
katanya.(Diskominfo Purwakarta)