Terus
menguatnya posisi Purwakarta sebagai tujuan investasi, menjadikannya sebagai
salah satu daerah yang pesat pembangunan kawasan industrinya di Jawa Barat,
bahkan secara nasional. Saat ini,
Purwakarta merupakan daerah yang memiliki kawasan industri terpadu
dengan standar Internasional.
Upah
Minimum Regional (UMR) Purwakarta pun termasuk yang sangat tinggi di Jawa
Barat, UMR Purwakarta tahun 2023 yang
mencapai angka Rp. 4.464 675, menempati
peringkat ketujuh tertinggi di Jawa Bara,t. Angka itu lebih tinggi
dibandingkan UMR ibu kota provinsi Jawa Barat, Kota Bandung yang mencapai Rp 4.048.462
Perkembangan
dunia industri di Purwakarta yang demikian pesat ini tentu harus ditunjang
dengan keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, memiliki kompetensi
tinggi dan siap berkompetisi. Untuk itu diperlukan srategi yang tepat untuk
menghasilkan SDM bekualitas tinggi tersebut.
Bupati
Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan, menghadapi era industrialisasi yang
makin pesat dan ketat, strategi penguatan pendidikan kemampuan vokasi dan
kewirausahaan bagi generasi muda adalah langkah penting yang harus segera
dibenahi dan disiapkan lebih baik.
"Agar
kita siap menghadapi era industrialisasi yang pesat, perlu ada penguatan dan kewirausahaan bagi
generasi muda di pendidikan vokasi Purwakarta. Langkah itu untuk menyiapkan
mereka sehingga siap terjun dan berkiprah dalam dunia industri yang makin
ketat," kata Bupati Anne Ratna Mustika, saat diwawancarai dalam rangka
memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Selasa 2 Mei 2023.
Menurut
orang nomor satu di Purwakarta tersebut, langkah untuk menghasilkan SDM unggul
di bidang Industri ini harus sudah dipersiapkan sejak pendidikan menengah
tingkat awal, atau setara SMP. Sehingga untuk menyiasatinya Pemerintah Kabupaten
Purwakarta akan berusaha mengoptimalisasi jam pelajaran tentang vokasi dan
kewirausahaan anak-anak SMP ini.
Penguatan
mata pelajaran kewirausahaan dan vokasi itu bisa disesuaikan dengan
mengoptimalkan mata pelajaran muatan lokal (mulok).
"Mengapa
ini menjadi penting, ini karena dengan mata pelajaran ini, siswa sekolah
menengah dipersiapkan untuk menjadi SDM untuk terjun langsung di dunia industri
sesuai dengan kondisi atau realitas yang berkembang di Purwakrta,"
katanya.
Mata
pelajaran muatan lokal ini kata Bupati Anne, bisa disesuaikan dengan kebutuhan,
misalnya adanya pelajaran keterampilan atau penguasaan ilmu terapan secara
spesifik, seperti keterampilan otomotif, elektro, tata boga, pertukangan
dan pelajaran ilmu terapan lainnya..
"Memperbanyak
praktik dalam mata pelajaran muatan lokal ini selain akan merangsang
kreativitas anak-anak sekolah, juga akan memberikan mereka keahlian lebih
tinggi dan terspesialisasi,"katanya.
Penguatan
pendidikan vokasi dan kewirausahaan dari tingkat SMP itu akan membantu
memudahkan para siswa
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tingga yakni Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).
"Dengan
persiapan pendidikan vokasi dan kewirausahaan yang lebih baik sejak SMP, maka
siswa-siswi tersebut dipastikan tak akan kesulitan saat berada di SMK. Mereka
nantinya bisa memiliki keahlian lebih tinggi lagi," ujar Anne.
Namun
sebelumnya kata Bupati Anne, siswa-siswi di SMP ini harus difasilitasi agar ada
kesesuaian antara minat dan bakatnya. untuk itu sekolah harus punya data yang secara khusus memotret apa
keinginan siswa-siswi tersebut, sesuai dengan minat dan bakatnya.
"Upaya
itu untuk menyesuaikan dengan perusahaan-perusahaan besar yang ada di
Purwakarta pun memiliki jenis industri yang berbeda-beda. Semisal otomotif, industri kimia, tekstil hingga industri
makanan, dan jenis industri lainnya." kata Bupati.
Kerjasama
Dengan Provinsi Jabar
Pada
kesempatan itu Bupati Anne Ratna Mustika juga
menyatakan siap bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk
penguatan pendidikan vokasi dan kewirausahaan. Kerjasama itu penting mengingat
keberadaan SMK berada dibawah kewenangan pemerintahan provinsi.
"SMK
itu kan merupakan wewenang pemerintah provinsi, Untuk itu Pemerintah Kabupaten
Purwakarta siap bekerjsama dengan Pemerintah Provinsi Jabar untuk pengoptimalan
daya saing SMK-SMK yang ada di Purwakarta," katanya.
Hanya
saja meski SMK memang dipersiapkan untuk bekerja, namun Bupati Anne pun meminta
sekolah-sekolah SMK ini mengoptimalkan pendidikan wirausaha bagi para siswanya.
"Walaupun sebenarnya untuk pendidikan dasar wirausaha ini sudah ada, namun
alangkah baiknya diperkuat lagi," katanya.
Lulusan-lulusan
pendidikan SMK di Purwakarta juga harus diipersiapkan untuk mampu membuka usaha
sendiri. Selain bisa membuka lapangan pekerjaan, berwirausaha sendiri juga akan
memperkuat ekonomi kerakyatan di masyarakat Purwakarta.
"Jika
mereka dapat dipersiapkan membuka dan merintis usaha sendiri, maka bukan tidak
mungkin jika pengembangan perekonomian kerakyatan akan bergerak dinamis. Maka
10-20 tahun ke depan perekonomian rakyat Purwakarta akan semakin maju. Bukan
sesuatu yang tidak mungkin jika nanti banyak perusahaan besar yang pemiliknya
adalah warga Purwakarta yang merintis dari bawah," katanya.
Bupati
Anne mengatakan bahwa pengembangan industri ekonomi kerakyatan bisa dilakukan secara terkoneksi dan terintegrasi,
Dia mencontohkan misalnya ada koneksi dan integrasi industri pembuatan pakaian
jadi di Purwakarta.
"Nanti
misalnya warga Sukatani, yang buat benangnya, warga Purwakarta Kota buat
kancingnya, warga Plered yang jahitnya, warga Jatiluhur distribusinya, dan
seterusnya saling terkoneksi atau terintegrasi dengan baik. Dari sana, maka akan terjadi peningkatan dan pemerataan ekonomi
antar wilayah bisa terjadi dengan baik," katanya.
Oleh
karena itu Bupati Anne berharap di Hari Pendidikan Nasional ini menjadi
momentum anak-anak sekolah sekaligus pendidik di Purwakarta, untuk
mengoptimalkan potensi-potensi yang ada. Tujuannya agar ke depan banyak
anak-anak dari Purwakarta yang menjadi para pelaku wirausaha-wirausaha besar di
Nusantara ini.(Diskominfo Purwakarta)